Dok. Rahman Mantan Ketua Honorer Sumenep |
Sumenep - Belakangan, mencuatnya isu tak sedap di berbagai grup Whatsaap terkait dengan honorer yang mengundang perhatian banyak orang, baik Guru dan Kepala Sekolah di Kabupaten Sumenep. Hal itu menambah keresahan dan kebimbangan Para Kuli Pendidikan yang masih termarginalkan tersebut. Pasalnya, Guru Honorer masih banyak yang belum terangkat ASN dan nasibnya tergantung kebijakan Pemerintah dan regulasi yang ada. Untuk itu, Guru Honorer ini merasa tersisihkan dan mengadukan nasibnya untuk diperhatikan.Rabu, (06/02).
Namun, upaya mereka sepertinya tidak akan berjalan mulus. Organisasi yang menaunginya mulai dipertanyakan sejumlah pihak, karena dianggap ilegal, termasuk Pengurus Organisasi Profesi yang menampung aspirasi Guru Yakni PGRI Kabupaten Sumenep. Hal tersebut membuat mantan Pentolan Honorer Sumenep angkat bicara menanggapi persoalan yang terjadi tersebut. Baca Juga:https://www.kppsumenep.or.id/2024/03/waw-keren-dibuka-oleh-direktorat.html
Mantan Ketua Honorer Kategori Dua (K2) Sumenep, A. Rahman menyampaikan keprihatinannya terhadap terjadinya kegaduhan di kalangan honorer. Dia berharap, Tenaga Honorer harus peka dan mulai mengevaluasi kejadian tersebut dengan kepala dingin dan dirinya siap mendampingi Tenaga Honorer di Sumenep jika dibutuhkan.
" Saya sangat prihatin, atas kegaduhan tersebut. Jangan sampai terulang lagi. Dan itu harus dievaluasi," Ucap, Rahman dalam komentarnya.
Sebagai mantan honorer, dirinya tahu betul bagaimana kehidupan yang dilalui mereka.
"Saya juga pernah menjadi mereka, dan saya siap mendampingi jika dibutuhkan," Paparnya.
Diakuinya, keluhan dan keresahan karena nasib yang tak jelas, sehingga wajar saja jika mereka berapi-api dalam memperjuangkan nasib mereka. Terpenting, kata rahman harus ada orang yang mendampingi Tenaga Honor Sekolah tersebut agar tak salah langkah.
" Jika dibutuhkan, silahkan datang saja, saya siap mendampingi dan menampung semua keluhan mereka."Pungkasnya.
Sebagai Kader PGRI dan Mantan Honorer tentu dirinya tak akan berdiam diri. Menurutnya, masalah ini akan segera dikonsultasikan kepada Ketua PGRI Sumenep untuk bisa dicarikan solusi kedepannya. Dan juga akan mengajak semua pihak untuk ikut merangkul Tenaga Honorer tersebut agar juga ikut andil dan ikut memperhatikan keberadaan mereka di Kota Keris ini.
(Admin)